Greta Thunberg, Harapan Baru untuk Bumi
Ketika mendengar kata remaja, biasanya yang terbesit dalam benak masyarakat pada umumnya adalah seseorang yang kegiatannya hanya belajar di sekolah, kursus, mengikuti ekstrakulikuler, mengikuti lomba atau seseorang yang suka bermain dan berbuat keusilan. Namun, ada seseorang remaja yang berhasil menginisiasi gerakan melawan perubahan iklim, yaitu Greta Thunberg.
Greta adalah seorang remaja berusia 16 tahun yang berasal dari Swedia. Greta adalah anak pertama dari pasangan selebrititas asal Swedia, Svante Thunberg dan Malena Emman. Greta tumbuh seperti anak-anak pada umumnya, namun pada tahun 2015 Greta didiagnosa mengidap autisme.
Awal mula Greta terkena autisme yaitu setelah dia menonton sebuah film dokumenter berisikan tentang perubahan iklim yang dalam film itu diperlihatkan seekor beruang kutub yang mati akibat perubahan iklim dan karena dia melihat banyak sampah di lautan.
Disinilah titik awal mula kepedulian Greta terhadap bumi yang berubah karena terpengaruhi oleh perubahan iklim yang ekstrem. Greta pun mulai mencoba memperdalam informasi tentang perubahan iklim dan dampaknya terhadap lingkungan dan manusia.
Puncaknya, pada Agustus 2018 Greta dengan sengaja mogok dari sekolah untuk melancarkan protes terhadap pemerintah Swedia yang dalam tuntutannya ia berharap bahwa pemerintah dapat mengurangi penggunaan emisi karbon yang sesuai dengan Paris Agreement.
Greta melancarkan aksi mogoknya dari sekolah selama 3 minggu, dari aksi mogok sekolah yang diinisiasi Greta inilah, lahir sebuah gerakan yang bernama school strike for climate.
Gerakan school strike for climate atau yang juga biasa disebut youth for climate ialah gerakan yang dilakukan oleh pelajar-pelajar sekolah dari berbagai negara yang bermula pada November 2018 untuk melakukan demonstrasi terhadap pemerintah agar secara serius menanggapi dan mencegah perubahan iklim yang lebih berbahaya lagi.
Tidak berhenti sampai situ, Greta juga telah memberikan inspirasi bagi lebih dari 20.000 pelajar untuk melakukan aksi serupa yang sekurang-kurangnya terjadi pada 270 kota di seluruh dunia pada Desember 2018.
Aksi Greta juga mendapatkan berbagai dukungan moril dari tokoh-tokoh terkenal seperti Sekretaris General Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres dan anggota DPR Amerika Serikat, Alexandria Ocasio-Cortez atau yang biasa disebut AOC
Dalam beberapa kesempatan, Greta juga diundang dalam berbagai acara untuk memberikan pidato atau sebuah motivasi terhadap manusia agar menyadari bahayanya perubahan iklim yang terjadi saat ini. TEDxStockholm, konferensi PBB tentang perubahan iklim COP24, Parlemen Eropa dan masih banyak lagi kesempatan, dimana Greta diundang sebagai pembicara.
“Konferensi Parlemen Eropa membahas keadaan darurat tentang Brexit sudah diadakan 3 kali, namun, sampai detik ini belum ada konferensi yang membahas secara focus dan tegas dalam isu lingkungan dan iklim. Angka kepunahan meningkat 10.000 lebih cepat dari yang diperkirakan, bahkan 200 spesies punah setiap harinya.” Ujarnya.
Dalam lain kesempatan, Greta juga mendapatkan berbagai penghargaan dari beberapa lembaga, seperti pada bulan April lalu, majalah Time menempatkan Greta sebagai salah satu dari 100 orang paling berpengaruh tahun 2019 dan Amnesty Internasional pun juga memberikan penghargaan The Ambassador of Conscience Award atas kontribusi dan jiwa kepemimpinannya dalam gerakan melawan perubahan iklim.